Nadia Sutanto, Penggagas Penyembuhan Trauma dengan Media Wayang
Pilih Karakter Punakawan agar Bisa SelengekanKamis, 10 Mei 2012 – 00:01 WIB
Karena mustahil membawa satu kotak wayang ke kelas, Nadia akhirnya hanya membawa empat karakter punakawan: Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Karakter-karakter itu dipilih karena lebih komunikatif. Dengan demikian, materi-materi ringan seperti pentingnya menjaga kebersihan, kesehatan, dan sanitasi serta berbakti kepada orang tua bisa disampaikan dengan baik.
"Karakter punakawan itu selengekan, seenaknya sendiri. Karakter yang cair seperti itu sangat penting agar cerita yang kita sampaikan komunikatif dan segar. Anak-anak bisa tertawa mendengar dialog para punakawan. Jadi, walaupun ibunya meninggal, mereka tetap bisa tertawa sejenak di kelas," terangnya.
Supaya mudah dipahami anak-anak, wayang dipentaskan dengan bahasa Indonesia. Awalnya, tim Ubaya sempat menggunakan bahasa Jawa campuran kromo inggil dan ngoko seperti dalang-dalang pada umumnya. Namun, karena dosen maupun anak-anak sulit memahami bahasa Jawa halus, akhirnya digunakan bahasa Indonesia.