Naik Haji dari Tabungan Hasil Jualan Daun Pisang Selama 20 Tahun
’’Supaya selamat dunia-akhirat dengan menuntaskan rukun Islam yang kelima,” kata nenek yang bahasa Indonesia-nya kurang lancar ini.
Sumijo (54), anak kedua Ponirep, mengatakan, ibunya menabung selama ini tanpa diketahui anak dan cucu-cucunya. Bahkan, dia mengaku sempat kaget saat empat tahun lalu diminta ibunya untuk mendaftarkan naik haji.
’’Saya tahunya 4 tahun lalu Mas, ibu meminta saya untuk mengantarkannya mendaftar naik haji. Saya sempat heran, dari mana dia dapat uang. Ternyata selama ini ibu menabung,” kata Sumijo kemarin.
Sejak saat itu, sambung Sumijo, ibunya terus menitipkan uang kepadanya untuk ditabung di bank buat membayar haji. ’’Ibu orangnya tertutup. Saya tidak boleh menceritakan ke siapa-siapa kalau ibu mau naik haji,” tuturnya.
Sedangkan Tukimin Hidayat (30) mengatakan, sang nenek hanya sendirian naik haji. Tidak ada satu pun keluarganya yang menemani. Dia mengatakan, neneknya hanya ikut yayasan.
’’Jadi kami sekeluarga sudah ikhlas jika terjadi sesuatu dengan nenek,” ucapnya.
Kades Sidomulyo Sutanto mengatakan, Ponirep merupakan CJH tertua dari Lamsel. Menurut dia, dari kisah Ponirep ini membuktikan bahwa tidak hanya orang kaya yang dapat naik haji, tetapi orang miskin pun dapat melaksanakannya dengan tekad yang kuat.
’’Ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, Nenek Ponirep yang menabung dengan sungguh-sungguh dapat naik haji,” ucapnya.