Nasib Solskjaer di MU Bisa Ditentukan Hasil 2 Pertandingan Ini?
Lampard dan Guardiola yang selalu menjadi pilihan utama dan bahkan menjadi kapten Chelsea dan Barcelona, terlihat berani menghadapi konflik dalam skuadnya ketimbang Solskjaer yang sepertinya berusaha menjaga harmoni dengan menganggap semua pemain memiliki kualitas sama sehingga siapa pun bisa diturunkan.
Dia seolah beranggapan MU kini sama dengan MU ketika di bawah kepelatihan Alex Ferguson yang memang merata kekuatannya termasuk Solksjaer sendiri yang sering menjadi pemain pengganti.
Pandangan Solskjaer itu tidak terjadi pada Lampard. Pelatih Chelsea ini tak butuh lama untuk memainkan secara reguler rekrutan-rekrutan anyarnya seperti Timo Werner, Kai Harvets dan Hakim Ziyech.
Bahkan Lampard tidak segan mengeluarkan Kepa Arrizabalaga dari pilihan utamanya di depan gawang dengan menyatakan kini masanya Edouard Mendy menjadi kiper nomor satu The Blues.
Solksjaer tidak melakukan hal seperti itu. Donny van de Beek, Alex Telles, dan Edinson Cavani harus menunggu lama untuk diberi kepercayaan dipasang reguler sebagai starter.
Situasi yang sama berlaku pada Dean Henderson yang musim lalu menjadi faktor besar di balik sukses Sheffield United yang kini terpuruk setelah ditinggalkan Henderson.
Sering salah membaca pertandingan dan tak mau mengambil risiko terhadap sejumlah pemain bintangnya, membuat Solksjaer seperti masih saja tidak yakin kepada timnya padahal kompetisi sudah berjalan jauh.
Dia terus bongkar pasang pemain dan lambat mengambil keputusan ketika pertandingan bakal menciptakan hasil buruk bagi timnya, khususnya dalam pertandingan-pertandingan krusial.