Nasionalisme Atraktif
Oleh Dahlan IskanIndia menang di model tribunnya. Lebih besar. Lebih megah.
Juga adu banyak-banyakan bendera. Adu atribut. Adu dandan cantik. Saya membeli topi Pakistan. Yang ada identitas perbatasannya.
Saya juga melihat penonton wanitanya adu cantik. Mereka berebut foto seusai acara.
Ada juga pengantin. Yang datang dari jauh. Dari Kashmir. Lima jam perjalanan.
Pengantin wanitanya tuli. Pengantin prianya bisu. Namun emosi mereka bicara. Wajah mereka terhibur.
Kalau suporter Bonek boleh punya tribun sendiri di sini merekalah yang menang. Atau suporter Viking. Bisa lebih kreatif. Bisa perang lagu.
Di perbatasan India-Pakistan ini tidak ada adu lagu-lagu. Hanya yel-yel terus.
Tepat pukul 4 sore penonton terdiam. Berkumandanglah qiraah Alquran. Surah Ar Rahman. Beberapa ayat pertama.