Nasir Sebut Era Jokowi Mampu Mencetak 1.000 Startup
jpnn.com, JAKARTA - Perkembangan riset dan inovasi dalam empat tahun terakhir melesat jauh. Hal itu ditunjukkan dari meningkatnya jumlah perusahaan startup di Indonesia yang dikelola Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Menristekdikti Mohamad Nasir menjelaskan, Kemenristekdikti memiliki berbagai program untuk pembudayaan kewirausahaan dan peningkatan inovasi. Baik di perguruan tinggi maupun masyarakat yaitu melalui program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT).
PPBT adalah program seed funding yang diberikan kepada tenant PPBT melalui lembaga inkubator bisnis untuk menjalankan proses inkubasi terhadap perusahaan pemula/tenant sehingga siap untuk menjadi PPBT yang profitable dan sustainable.
Sedangkan CPPBT adalah program pendanaan yang diberikan melalui skema insentif. Ditujukan kepada dosen, mahasiswa, atau dosen dan mahasiswa melalui lembaga pengelola hasil riset serta pengembangan yang produknya sudah siap dikomersialisasikan.
“Melalui skema PPBT dan CPPBT, jumlah startup dan calon startup di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. Dari awalnya berjumlah 52 startup dan calon startup di tahun 2015 menjadi 956 di tahun 2018. Kami targetkan lebih dari 1000 di 2019,” tutur Menteri Nasir dalam pemaparan capaian empat tahun kinerja Kemenristekdikti di Sekretariat Negara, Rabu (24/10).
Untuk mendukung perkembangan startup di Indonesia, setiap tahunnya Kemenristekdikti menyelenggarakan program Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E). Kegiatan bertujuan untuk mempromosikan produk-produk inovasi teknologi hasil karya anak bangsa kepada masyarakat luas. I3E tahun ini diselenggarakan di Yogyakarta pada 25-28 Oktober 2018 dan akan diikuti 261 startup inovasi teknologi.
Menteri Nasir memaparkan, inovasi sangat penting untuk meningkatkan added value sebuah produk sehingga bisa memiliki nilai jauh lebih tinggi. Kehadiran perusahaan startup terutama di bidang teknologi sangat penting untuk menggerakkan perekonomian Indonesia dan meningkatkan daya saing bangsa.
“ Produk startup binaan Kemenristekdikti sesuai dengan kebutuhan industri dan pasar. Contohnya produk Magic Ring, cincin penghemat BBM dan Penambah Performa Mesin Kendaraan Bermotor. Ada juga Kapal Pelat Datar, Kapal Baja dengan lambung pelat datar yang memiliki keunggulan di waktu produksi lebih cepat 30% dan biaya produksi lebih murah 25% dibandingkan kapal berbahan fiber ataupun kayu,” ungkap Menteri Nasir. (esy/jpnn)