NBA: Kawhi Leonard Bisa jadi Masalah Buat Toronto Raptors
jpnn.com, TORONTO - Setelah LeBron James berlabuh ke Los Angeles Lakers 9 Juli lalu, bursa transfer pemain NBA yang berstatus berstatus free agent pada off season tahun seperti akan kehilangan daya tariknya, sampai tiba-tiba Kawhi Leonard bikin geger.
Leonard hengkang dari San Antonio Spurs, tim yang telah dia bela tujuh musim terakhir. Spurs secara resmi mengumumkan kesepakatan dengan Toronto Raptors untuk melakukan trade. Dua pemain mereka, Leonard dan Danny Green, bakal berbaju Raptors musim depan. Sementara Spurs kedatangan shooting guard DeMar DeRozan, center Jakob Poeltl, dan NBA Draft First Round 2019 dari Raptors.
''Ini saatnya untuk move on,'' ucap pelatih Spurs Gregg Popovich setelah pengumuman trade tersebut dilansir ESPN. ''Sekarang saya hanya ingin fokus tentang hadirnya DeMar dan Jakob ke tim ini. Kami kedatangan banyak pemain muda. Dan itu menggembirakan,'' tambah dia.
Sebelumnya, Spurs memang harus memutar otak untuk menyelesaikan urusan dengan Leonard ini. Mereka terus merayu NBA Defensive Player of the Year 2015 dan 2016 itu untuk bertahan. Popovich menyebut Spurs bahkan telah menyodorkan kontrak maksimal senilai USD 217 juta untuk lima tahun kepada Leonard Senin lalu. Namun ditolak.
Mencari tim yang mau melakukan trade untuk mengeluarkan Leonard dari Spurs juga bukan perkara mudah. Sebab, pemain 27 tahun tersebut bakal berstatus free agent akhir musim depan. Leonard sudah terang-terangan ingin bergabung dengan Los Angeles Lakers.
Artinya, tim manapun yang ''menampung'' Leonard musim ini, berisiko hanya bisa memilikinya selama semusim. Istilah kasarnya, hanya menyewa Leonard setahun. Tahun depan, hampir pasti dia hengkang ke tim lain (Lakers, misalnya).
Dan ternyata, Raptor mau menerima risiko tersebut. Tim yang berbasis di Scotianbank Arena, Toronto, itu berharap Leonard mau memperpanjang kebersamaan akhir tahun depan. Mereka sudah ancang-ancang menyodorkan kontrak berdurasi lima tahun.
Nilainya mencapai USD 190 juta, atau setara Rp 2,76 triliun. Mereka terinspirasi cerita Oklahoma City Thunder yang mendapatkan kembali tanda tangan Paul George di off season.