Negara-Negara Arab Mulai Berpaling dari Palestina, Menlu Retno Tegaskan Sikap Indonesia
Dua faksi utama Palestina itu telah sepakat untuk mengadakan pemilu pertama dalam hampir 15 tahun. Pemungutan suara akan dijadwalkan dalam enam bulan di bawah kesepakatan yang disepakati oleh Fatah, pemimpin Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas, dan kepala politik Hamas Ismail Haniya.
Saleh al-Arouri, seorang pejabat tinggi Hamas, mengatakan kesepakatan itu dicapai selama pertemuan yang diadakan di Turki.
"Kali ini kami mencapai konsensus yang nyata. Perpecahan telah merusak tujuan nasional kami dan kami sedang berupaya untuk mengakhirinya," katanya kepada kantor berita AFP dari Istanbul.
Pemilihan parlemen Palestina terakhir diadakan pada 2006 ketika Hamas menang telak secara tak terduga.
Setelah pemungutan suara 2006, Hamas dan Fatah membentuk pemerintah persatuan tetapi segera runtuh dan bentrokan berdarah meletus di Jalur Gaza antara dua faksi pada tahun berikutnya.
Hamas sejak itu memerintah Gaza, sementara Fatah menjalankan PA, yang berbasis di kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki.
Berbagai upaya rekonsiliasi, termasuk perjanjian pertukaran tahanan pada 2012 dan pemerintah persatuan yang berumur pendek dua tahun kemudian, telah gagal menutup keretakan hubungan antara kedua pihak. (ant/dil/jpnn)