Nelayan Diminta Hindari Berlayar Sementara Waktu
jpnn.com, PROBOLINGGO - Beberapa pekan terakhir cuaca buruk melanda laut Jawa bagian timur dan Selat Madura. Akibatnya, kapal-kapal nelayan mayangan Kota Probolinggo dibiarkan bersandar di Pelabuhan Tanjung Tembaga.
Tidak hanya perahu kecil, kapal jenis jonggrang hingga kapal layar motor antarpulau terlihat bersandar di pelabuhan tersebut.
Hal ini diperkuat surat edaran yang dikeluarkan kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan Tanjung Tembaga, untuk menunda keberangkatan kapal di bawah 125 gros ton, untuk mencari ikan maupun penyeberangan antarpulau.
Surat edaran itu juga mengacu pada imbauan dari Badan Meterologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Maritim Perak Surabaya, per tanggal 4 Januari 2019.
Imbauan itu menyebut gelombang laut Jawa bagian timur mencapai 0,8 hingga 2 meter, serta Selat Madura 1,3 meter dan di Samudera Hindia Selatan Jatim ombak besar mencapai 1,5 hingga 3 meter.
"Ini sangat membahayakan pelayaran bagi para pelaut yang melakukan perjalanan melintasi jalur laut tersebut," ujar Eko Winarno, Kepala KSOP kelas 4 Probolinggo.
Guna mengisi kekosongan kegiatan berlayar, banyak nelayan dan pelaut mengisi waktu untu membersihkan kapal, mengecat kapal, dan memperbaiki boks ikan penyimpanan ikan diatas kapal dan memperbaiki jaring penangkap ikan.
Munip, salah satu nelayan mayangan Kota Probolinggo mengatakan cuaca buruk hujan disertai angin di tengah laut dan ombak besar sehingga mereka memilih menepi.