Neraca Indonesia-Tiongkok Defisit
Selasa, 03 Januari 2012 – 09:18 WIB
Selama Januari-September tahun 2011 neraca perdagangan dengan negeri tirai bambu itu tercatat masih defisit. BPS baru mencatat penyusutan defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok akibat peningkatan pertumbuhan ekspor ke negara itu pada bulan Juni 2011.
BPS kemarin juga mengumumkan laju inflasi selama Januari hingga Desember 2011 hanya 3,79 persen, jauh lebih rendah dibanding 2010 yang mencapai 6,96 persen. Jenis barang dan jasa yang dominan menyumbang inflasi utamanya beras yang mengkontribusi 0,54 persen, emas perhiasan 0,34 persen, rokok kretek filter 0,22 persen, dan tarif sewa rumah 0,21 persen.
Selain itu, inflasi juga disumbangkan oleh tarif angkutan udara 0,19 persen, ikan segar 0,18 persen, uang sekolah SLTA 0,10 persen, tarif kontrak rumah 0,09 persen dan nasi dengan lauk 0,08 persen. “Dilihat dari besarnya sumbangan atau andil inflasi, kelompok bahan makanan merupakan penyumbang terbesar pada 2011 diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau,” kata Pelaksana tugas Kepala BPS, Suryamin.