Ngabalin & Wali Sanga dari Tiongkok
Oleh Dhimam Abror DjuraidCheng Ho melakukan ekspedisi besar sebanyak 7 kali, berkeliling Samudera Barat sejak 1405 sampai 1433. Armada Cheng Ho yang membawa belasan kapal dengan awak ribuan orang mengelilingi 33 negara di Asia dan Afrika.
Wilayah-wilayah penting di Asia Tenggara yang disinggahi Cheng Ho, antara lain, Champa, Zhenla, Siam, Malaka, Jawa, Palembang, Samudra, Aru, Pahang, Kelantan, dan Sulu.
Cheng Ho dalam ekspedisinya biasanya meninggalkan anak buahnya di beberapa tempat lokal untuk tinggal dan bermukim.
Sebagai jenderal yang beragama Islam, Cheng Ho diyakini membawa banyak anak buahnya yang juga muslim. Di beberapa wilayah Nusantara, anak buah Cheng Ho berkawin-mawin dengan perempuan lokal dan menyebarkan Islam di lingkungan baru mereka.
Hasil disertasi Dr. Tan Ta Sen memperlihatkan adanya dimensi baru dalam penyebaran awal Islam Indonesia di Nusantara.
Jejak pengaruh Islam dari China sangat jelas terlihat di Jawa dan Sumatra. Almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pun mengaku bahwa ia punya darah keturunan China dari garis leluhur yang menyambung sampai ke para wali keturunan Tionghoa itu.
Di sisi lain, Prof Dr. Hamka percaya bahwa jalur penyebaran Islam di Nusantara datang langsung dari Makkah, yang berarti ‘mutawatir’ langsung bersambung kepada Rasulullah.
Hamka mengungkapkan berdasarkan naskah kuno Tiongkok, sekitar 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatra Barat di daerah Barus.