Night Club Mengubah Tujuan
Oleh Dahlan Iskan“Baru tutup nanti pukul tujuh,” jawabnya.
Hah?
Luar biasa Beirut ini. Night club-nya bukan sepanjang malam. Bahkan sampai jam 7 pagi.
Saya pun ingin melihatnya. Seperti apa night club-nya. “Jangan pada jam segini,” kata petugas itu. “Terlalu banyak orang mabuk,” tambahnya.
Saya tidak takut orang mabuk. Saya menuju pintu ke arah basement itu.
Saya buka pintunya. Belum kelihatan apa-apa. Hanya tangga menurun. Tapi gumpalan asap rokok langsung menerpa wajah saya. Dengan kuatnya. Dengan aroma menyengatnya.
Saya tertegun. Saya urungkan niat menuruni tangga itu. Saya ingat bahayanya asap rokok. Khususnya bagi saya. Yang masih harus minum obat setiap hari.
Tapi saya tidak mungkin bisa tidur. Oleh bunyi bas dan drum yang begitu berdegub. Saya longok jalan raya. Saya lihat pantai di kejauhan. Kok ada ramai-ramai di pantai itu.