Nikah Politik
Oleh: Dhimam Abror DjuraidDi masa-masa genting reformasi Prabowo menjadi andalan mertuanya untuk mengendalikan situasi. Prabowo bergerak cepat dengan membentuk tim khusus yang bertugas mengamankan tokoh-tokoh aktivis yang punya pengaruh dalam aksi demonstrasi untuk menggulingkan Soeharto.
Prabowo dan Tim Mawar bentukannya dianggap bertanggung jawab atas penculikan dan penghilangan sejumlah mahasiswa dan aktivis demokrasi. Prabowo pun mengakhiri karier militernya karena dipecat oleh Dewan Kehormatan Perwira pada 1998.
Pada tahun itu juga pernikahan politik Prabowo dengan putri Pak Harto, Siti Hediati Hariyadi atau Titik Prabowo, kandas. Pasangan itu bercerai dan tidak pernah terungkap penyebabnya. Sangat mungkin faktor politik memperburuk situasi rumah tangga sehingga berujung perceraian.
Hubungan perbesanan Pak Harto dengan Prof Sumitro juga tidak mulus. Sumitro terkenal dengan sikap dan pendiriannya yang kukuh. Hal itu dibuktikannya di masa pemerintahan Soekarno ketika Sumitro ikut menyokong pemberontakan PRRI/Permesta pada 1957.
Sumitro yang menjadi salah satu andalan Sukarno di kabinet Orde Lama memilih memberontak karena tidak cocok dengan kebijakan Soekarno.
Setelah Pak Harto berkuasa Sumitro kembali dari pengasingan di luar negeri dan mendapatkan pos jabatan menteri perindustrian.
Namun, hubungan dua besan itu tidak selalu mulus. Suatu kali pada tahun 1995--menurut versi Sumitro--Titik pernah menyampaikan omongan Soeharto kepada Sumitro.
“Bapak bilang, ‘Tik, mertuamu sudah priayi sepuh kok masih radikal saja.” Sumitro menjawab, "Ya, saya sudah terlalu tua untuk mengubah diri."