Nikah Politik
Oleh: Dhimam Abror DjuraidRupanya sikap Sumitro tidak jauh berbeda dengan saat bergabung dengan PRRI di Sumatra, juga tahun 1940-an di Belanda, selalu berani melawan penguasa.
Pernikahan politik ala Pak Harto pun akhirnya bubrah dan hubungan kedua keluarga besar itu menjadi dingin.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga melakukan perbesanan politik, ketika anaknya Edhie Baskoro Yudhoyono menikah dengan Aliya Radjasa, putri Hatta Radjasa, ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga menjadi menteri koordinator ekonomi saat itu.
Pernikahan ini dinilai sebagai upaya aliansi politik karena SBY adalah ketua Partai Demokrat dan Hatta adalah ketua PAN. Hatta menjadi salah satu tokoh kunci dalam kabinet SBY.
Pernikahan ini menjadi momen koalisi dua partai yang mewakili konstituen yang berbeda.
Para jenderal militer Indonesia mempunyai tradisi untuk mengambil menantu dari kalangan militer yang masih ada di akademi. Jenderal-jenderal terkemuka Indonesia sekarang ini merupakan hasil dari proses pernikahan ‘’comot’’ semacam itu.
SBY menikah dengan Kristiani Herrawati yang tidak lain adalah putri dari Jenderal Sarwo Edhie Wibowo yang dikenal sebagai komandan RPKAD semasa penggempuran PKI setelah peristiwa 1965.
Sarwo Edhie menjadi salah satu orang kepercayaan Pak Harto, tetapi tidak masuk dalam jajaran kabinet Orde Baru.