Nikmatnya Kopi Asiang di Pontianak, Dikenal Sejak 1958
Asiang adalah generasi kedua pemilik warkop yang berdiri sejak 1958. “Cuma dahulu kecil, tak seramai dan besar kayak sekarang,” ujar Asiang.
Ia sendiri tidak pernah membayangkan kalau bisnis warung kopi keluarganya bisa seperti saat ini. “Mungkin ini jalan Tuhan lah, tidak pernah ada mimpi-mimpi seperti sekarang,” ujarnya, tersenyum.
Dia juga tak menyangka kalau Warkopnya sampai disinggahi wisatawan mancanegara. “Orang dari Korea, Jepang, Malaysia, Singapura, Taiwan, Tiongkok, semua sudah pernah minum kopi ke sini,” kisahnya.
Asiang bangga bertutur, tak hanya pejabat lokal yang mampir di Warkopnya tapi jenderal dan menteri pun sudah minum kopinya. Sejumlah nama disebut, seperti mantan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, mantan Wakapolri Komjen Pol Nanan Soekarna, mantan Kapolda Kalbar Irjen Pol Tobing, dan lainnya.
“Mungkin karena unik ya, ciri khas saya bikin kopi, sampai (mantan) menteri Dahlan Iskan, sempat minum di sini,” terang dia, tertawa senang.
Tentu dia punya takaran khusus meracik biji kopi robusta sehingga resep rahasianya terasa melekat di lidah. Bikin mata terbuka lebar. Setidaknya ia menghabiskan 5-6 kg kopi bubuk setiap hari. Dan, kopi-kopi yang digunakan sepenuhnya lokal didatangkan dari daerah Punggur, Kubu Raya.
Asiang idealis soal suasana ketika menikmati kopi. Ia ingin orang-orang yang datang ke warkopnya tidak sekadar nongkrong, bincang-bincang bisnis, berbual ria, ditemani satu dua cangkir kopi. “Orang bilang suruh pasang internet, oh tidak mau saya, tidak usahlah,” ujarnya.
Karena, dia menginginkan orang-orang datang ke warkopnya untuk benar-benar menikmati kopi sembari bersosialisasi. “Sekarang anak muda juga udah ngerti minum kopi, mereka ke sini memang mau minum kopi,” jelas Asiang.