Nilai Budaya Simalungun Dalam Perjuangan Tuan Rondahaim
Oleh: Pdt. Juandaha Raya Purba Dasuha - Pendeta GKPS dan Budayawan SimalungunSebagai raja, Tuan Rondahaim menghendaki supaya adat Simalungun menjadi amalan semua orang, termasuk kawula dan para pejabatnya. Juga setiap aturan yang menyangkut setiap orang harus dipatuhi.
c. Patunggungkon na patut sipatunggungon
Tunggung berarti hormat. Setiap orang harus menghormati yang pantas dihormati. Sesuai kepribadian orang Simalungun, yang pantas dihormati (ipatunggung) guru, tuhang dan puang.
Guru adalah para pendidik, termasuk orangtua dan para datu, sebab mereka inilah yang mengajarkan anak-anak Simalungun baca tulis surat batak Simalungun dan ilmu-ilmu astronomi (parhalaan), obat-obatan (tambar-tambar) dan ilmu-ilmu magis yang lain (tondung, pidoras, parkasih, dan lain-lain).
Guru pada zaman dahulu sangat dihormati orang Simalungun. Jangankan rakyat biasa, raja sendiri sangat menghormati dan tergantung pada peranan guru ini, terutama di Kerajaan Raya dengan Guru Raya.
Guru pada zaman dahulu sangat dihormati orang Simalungun. Jangankan rakyat biasa, raja sendiri sangat menghormati dan tergantung pada peranan guru ini, terutama di Kerajaan Raya dengan Guru Raya.
Tuhang yaitu mereka yang mempunyai keahlian tertentu, seperti seniman, pembuat rumah dan alat-alat perkakas yang lain.
Terakhir, Puang yaitu pejabat pemerintah mulai dari pangulu (kepala kampung) sampai raja dan kerabat istana (partuanon, parbapaan) serta tondong pihak pemberi isteri.