Nilai Budaya Simalungun Dalam Perjuangan Tuan Rondahaim
Oleh: Pdt. Juandaha Raya Purba Dasuha - Pendeta GKPS dan Budayawan SimalungunRondahaim adalah sosok pemimpin pejuang rakyat yang anti penjajahan asing yang merampas hak-hak dan kemerdekaan orang banyak dan perpecahan akibat ambisi orang perorang yang merongrong persatuan dan kesatuan negara.
Dia mengimpikan satu Simalungun yang kuat dan bersatu tanpa intervensi penjajahan oleh pihak asing.
Oleh karena itu, bantuan militer yang diminta pihak yang bersengketa selalu disanggupinya bila menyangkut menjaga keutuhan daerah Simalungun.
Daerah kabupaten Simalungun sekarang ini tidak akan seperti sekarang ini seandainya Rondahaim tidak bersikap seperti ini, sebab di akhir abad XIX sudah banyak upaya kesultanan Melayu yang dicatur Belanda untuk mencaplok wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan Simalungun demi perluasan daerah perkebunan milik maskapai asing yang memberikan keuntungan ekonomis kepada penjajah Belanda dan kroninya Sultan Deli.
h. Pabolag pardiha-dihaon ampa hasoman marmunsuh
Prinsip menjalin pakta militer sudah dipakai Rondahaim dalam perlawanannya dengan kolonial Belanda.
Dia menjalin hubungan dengan Sibayak Suka di Karo, pasukan Aceh di Gayo dan pasukan Sisingamangaraja di Tapanuli, serta pasukan Kerajaan Padang pimpinan Raja Syahbokar Saragih untuk bersama-sama melawan Belanda.
Pakta militer ini terbukti efektif, di mana selama hidup Tuan Rondahaim, Belanda tidak penah berani masuk ke Raya, dan baru tunduk kepada Belanda setelah Tuan Rondahaim wafat di Pamatang Raya pada tahun 1891.