Nilai Kepahlawanan Ratu Kalinyamat Harus Jadi Teladan Anak Bangsa
Rerie berharap ditetapkannya RK sebagai pahlawan nasional, nilai-nilai nasionalisme yang ditunjukkan oleh Ratu Jepara itu bisa menginspirasi anak bangsa dalam menjawab tantangan di masa datang.
Meski begitu, menurut Rerie, perlu dukungan para pemangku kepentingan baik dalam sosialisasi maupun pemenuhan aspek formal sesuai amanat UU Nomor 20 Tahun 2009, untuk mewujudkan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional.
Ketua Tim Pakar Ratu Kalinyamat, Prof. Ratno Lukito mengatakan, penemuan sumber primer terkait perlawanan Ratu Jepara terhadap Portugis membuktikan keberadaan RK bukan mitos, bahkan terungkap perannya yang luar biasa hingga membuat Portugis sebagai lawan pun mengakuinya.
Di bawah pemerintahan Ratu Kalinyamat, strategi pengembangan Jepara lebih diarahkan pada penguasaan sektor perdagangan dan angkatan laut. Kedua bidang ini berkembang baik karena adanya kerja sama dengan beberapa kerajaan maritim seperti Johor, Aceh, Maluku, Banten, dan Cirebon.
"Ratu Kalinyamat dipandang sebagai simbol keteladanan dan sumber inspirasi atas tindakan yang tidak hanya sebatas pada ide tetapi juga aksi nyata dalam melakukan perlawanan terhadap Portugis di Malaka," jelas Ratno.
Selanjutnya Ratno menyampaikan rasa terima kasih kepada Yayasan Dharma Bakti Lestari (YDBL) sebagai penggagas sekaligus mendukung penuh hingga hasil kajian dari kolaborasi tim pakar Pusat Kajian Ratu Kalinyamat-Unisnu, dapat dirampungkan.
Rektor Unisnu Jepara, Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag berpendapat, telah menjadi kesadaran kita bahwa kemajuan suatu bangsa lebih banyak ditentukan
oleh sumber daya manusianya.
Berdasarkan delapan sumber primer dari penulis Portugis, terungkap bahwa empat kali Ratu Kalinyamat memelopori dan menggerakkan aliansi Kesultanan Muslim (yaitu Johor, Aceh, Maluku dan Jepara) untuk mengusir Portugis dari Malaka dan Maluku, serta menciptakan kesejahteraan bersama di antara anggota aliansi.