Nissa dan Ibang Patut Diacungi Jempol
Meski begitu, para santrinya justru bisa berfokus untuk menyerap banyak ilmu Alquran dan ilmu terapan.
Dengan luas terbatas, Nissa bersama Ibang, sang suami, membagi lahan pesantren dalam dua zona.
Yakni, zona pertanian dan zona peternakan. Di dua zona tersebut ada area untuk beternak ikan dan unggas. Ada pula tempat pembibitan dan area untuk kebutuhan pertanian lain.
Lalu, ada bangunan utama yang dijadikan tempat tinggal keluarga Nissa-Ibang sekaligus untuk tempat tidur bagi para santri.
Nissa dan Ibang memang tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang pertanian atau peternakan. Namun, pengetahuan mereka soal cara bertani dan beternak patut diacungi jempol.
Buktinya, mereka mampu mengolah lahan di Pesantren Ath Thaariq dengan baik. Pertanian yang mereka kembangkan nyaris tidak pernah gagal panen. Kualitas panenannya juga tergolong bermutu. Begitu pula bibit unggul yang mereka produksi.
Paling tidak, pengakuan itu tidak hanya datang dari kalangan pertanian dalam negeri. Sejumlah peneliti asing juga menyatakan ketakjuban mereka.
Misalnya, yang pernah diungkapkan peneliti dari Thailand dan Filipina yang secara khusus ’’mondok’’ di Pesantren Ath Taariq untuk menimba ilmu agroekologi.