Noordin Diduga Pakai Cadar
Densus 88 Gunakan Teknik Tandan PisangRabu, 29 Juli 2009 – 06:50 WIB
Dari data yang dihimpun koran ini, sejak keluar dari Kamp Hudaibiyah Moro, Filipina pada 1998 lalu dan masuk Ternate, Noordin tak pernah bisa ditangkap aparat. Ketika ke Jawa pada akhir 1999 lalu dan dilanjut dengan memimpin serangkaian pemboman Gereja di Sumatera, nama Noordin masih belum menjadi target utama. Pun ketika gelombang penangkapan pasca Bom Bali I pada 2002, meski namanya telah masuk dalam daftar pencarian orang, Noordin belumlah menjadi TO (target operasi) utama.
"Peran Noordin di Bom Bali I memang tak signifikan. Perannya hanyalah mengantarkan Azahari, dosennya, ke Tenggulun," ucap seorang anggota senior JI kepada Jawa Pos. Lebih dari itu tidak. Karena ilmu merakit bom Noordin masih kalah jauh dengan anggota-anggota lainnya. "Kemampuan utamanya bukanlah militer. Tapi penanaman dan persuasi ideologis," tambah ustad senior ini
Selepas penangkapan sejumlah tokoh utama JI itulah, peran Noordin menjadi vital dalam gerakan faksi sempalan JI garis keras. Ini tak lepas dari Dr. Azahari. Setelah Ali Ghufron, Imam Samudera, Ali Imron, dan sejumlah nama tenar lainnya tertangkap, praktis yang "tertinggi" ilmu merakit bomnya adalah Dr. Azahari.