Noordin Diduga Pakai Cadar
Densus 88 Gunakan Teknik Tandan PisangRabu, 29 Juli 2009 – 06:50 WIB
Ini setelah polisi mengejar dan nyaris menangkap Teddy alias Mubarok, tangan kanan sekaligus kurir lapis terakhirnya di Simpang Lima. Apa lacur, Teddy meloloskan diri setelah terjadi baku tembak antara keduanya.
Pada Maret 2006, jejak Noordin terlacak di Wonosobo, Jawa Tengah. Polisi kemudian menggerebek sebuah rumah, dan menewaskan Abdul Hadi dan Jabir, dua tangan kanan Noordin. Abdul Hadi adalah perencana Bom Kedutaan Australia sementara Jabir adalah ahli bom binaan langsung almarhum Dr. Azahari. Tapi, Noordin lagi-lagi lolos. Diduga kuat, dari pelacakan jejak, Noordin lari ke arah Purwokerto. Sejak itu, seiring tak pernah ada serangan bom lagi, jejak Noordin pun semakin sulit dilacak. Secara samar-samar, pada awal 2007, Noordin diperkirakan berada di Palembang. "Ini yang membingungkan kami. Bagaimana dia (Noordin, Red) bisa menyeberang ke Sumatera," kata sumber tersebut.
Jejaknya baru terendus lagi pada pertengahan 2008 lalu. Ketika itu, polisi mengintai sebuah kelompok baru di Palembang yang "rajin" merakit bom. Akhirnya kelompok pimpinan Abdurrahman Thaib tersebut digerebek pada November 2008 lalu. "Sebenarnya kami mendapat informasi Noordin akan ke rumah itu. Namun, karena bom yang dibuat sudah sangat banyak, kami langsung menggerebeknya," tambahnya. Petugas takut bila tak segera menggerebek, bom-bom tersebut sudah beredar ke mana-mana.