Nuansa Bunga, Warna Militer Berkurang
Jumat, 02 Oktober 2009 – 09:28 WIB
Ketika jarak sudah tinggal 15 meter, kedua mobil itu pun berhenti. Posisi berhentinya mobil komandan upacara dan inspektur upacara itu ternyata tidak langsung berhadapan. Selisih satu jalur. Bukan karena takut bertabrakan, tapi ada maksud lain. Di situlah ternyata, sama-sama dalam posisi di atas mobil, laporan komandan upacara kepada inspektur upacara dilakukan. Lalu mobil presiden bergerak maju menuju arah pasukan yang ada di sekitar 1 km di arah timur sana. Itulah gunanya mengapa mobil komandan upacara tidak berhenti tepat di depan mobil inspektur upacara. Saat mobil presiden sudah melintas, barulah mobil komandan upacara memutar balik mengikuti mobil presiden dari belakang. Dimulailah inspeksi pasukan.
Pada upacara militer yang biasa saya lihat, acara meninjau pasukan seperti ini tidak disertai kata-kata apa pun. Pasukan membisu dan inspektur upacara juga hanya menyambut hormat dengan tangan hormat militer. Di Tiongkok agak khas. Setiap pasukan yang dilewati inspektur upacara selalu serentak berteriak memberi hormat. Sesaat kemudian, presiden menyambut dengan ucapan lantang: tong shi men hao! (Apa kabar, kawan-kawan!). Pasukan membalas dengan teriakan serempak: shou zhang hao! (baik, komandan!).
Di depan pasukan yang lain, inspektur upacara berteriak lantang: tong shi men xin ku le! (kawan-kawan ini sudah bersusah payah, ya!). Lalu dijawab serentak oleh pasukan: wei ren min fu wu! (demi mengabdi kepada rakyat!). Begitulah, setiap melintasi suatu pasukan presiden mengucapkan kalimat tersebut secara bergantian dan disambut dengan jawaban yang standar itu.