Nyebur ke Sawah Demi Selamatkan Diri dari Kebakaran
Ia tinggal bersama orang tuanya, Azimah dan anak-anaknya. “Saat kebakaran, aku sudah bangun, tapi masih tidur-tiduran,” lanjutnya. Begitu dengan kebakaran, dia langsung menceburkan diri ke sawah bersama warga lain.
“Apinya besar sekali, takut,” cetusnya. Dia menyaksikan mobil pemadam yang kesulitan masuk lorong sempit. Kata Umi, banyak rumah yang terbakar karena jarak antarrumah berdekatan. “Paling hanya setengah meter,” ungkapnya.
Azimah, ibunda Umi menatap nanar rumahnya yang rata dengan tanah. Padi yang belum lama dipanennya juga ikut ludes. Ketika api berkobar, dia sedang salat Subuh di masjid. “Dari masjid, api kelihatan sudah besar sekali,” bebernya.
Dalam keadaan panik, ada warga yang menjatuhkan motor ke dalam air. Dia dan warga lain berendam di dalam sawah. “Itu, di ujung sawah,” ujar Azimah sembari menunjuk tempat dia berendam.
Solina, korban kebakaran lain tak henti menangis di rumah ketua RT. Untuk sementara dia mengungsi di sana. Ketika tahu ada kebakaran di belakang rumahnya, dia lari ke depan rumah, sembari bawa ijazah anak bibinya. “Yang lain tidak bawa, hanya baju di badan ini. Kami mau tidur di sama,” katanya.
Kapolsek Kertapati, AKP Deli Haris mengatakan, pihaknya mengecek dan ikut melakukan pengamanan di lokasi kebakaran. “Untuk rumah yang diduga asal api sudah kami beri police line,” tandasnya.
Berkoordinasi dengan Sat Reskrim Polresta Palembang dan Tim Labfor Polda Sumsel, pihaknya menyelidiki kasus ini. Bantuan dari Pemkot Palembang melalui Dinsos Sumsel sudah disalurkan kepada 24 kepala keluarga (KK) atau 89 jiwa yang kehilangan tempat tinggalnya.
Herman Sawiran, koordinator Tagana Palembang menambahkan, bantuan masih dipersiapkan dalam bentuk makanan dan peralatan rumah tangga, baju sekolah, peralatan dapur dan mendata ulang balita yang membutuhkan perangkat khusus. “Data awal, ada 24 KK yang menjadi korban dan akan disiapkan 24 paket bantuan gawat darurat,” lanjutnya.