Oalah, Tahanan Kabur Lagi dari Rutan Sialang Bungkuk
Tiga tahanan yang kabur ini adalah penghuni Blok B. Blok ini Kamis malam mendapatkan tugas sebagai pelaksana terawih. Inilah yang kemudian dimanfaatkan mereka untuk lari.
''Tamping itu otak pelakunya,'' imbuh Dewa.
Dewa memastikan, kaburnya tiga orang ini tak terkait dengan aksi pelarian sebelumnya yang memjadi terbesar dalam sejarah Indonesia.
Lari massalnya 473 orang tahanan dari Rutan Sialang Bungkuk, Jumat (5/5) lalu. Pelarian terbesar dalam sejarah Indonesia ini berawal dari kerusuhan di salah satu kamar di blok C, penghuni rutan berhasil menjebol pintu dan gerbang untuk kabur.
Kerusuhan itu adalah akumulasi kemarahan penghuni rutan. Kondisi rutan berkapasitas 561 orang tersebut tidak manusiawi karena harus dihuni 1.870 orang. Satu kamar kadang sampai harus diisi 30 orang.
Tahanan tak tahan dan akhirnya berontak karena kondisi over kapasitas itu dimanfaatkan oleh oknum petugas lapas untuk mengambil keuntungan pribadi dengan melakukan pungli. Di Sialang Bungkuk, hampir semua hal memiliki potensi jadi sasaran pungli.
Mulai dari perpindahan sel dan blok dengan kutipan antara Rp1 juta hingga Rp2 juta, hingga perpanjangan waktu besuk, katering makanan, bahkan untuk menelpon keluarga tahanan pun oknum petugas menyewakan handphone.
''Beda ya, sekarang sudah tidak ada pungli, kekerasan, ataupun perlakuan tidak adil. Jadi, motif mereka kabur ini masalah sepele. Informasi yang saya dapat karena otak pelakunya itu tidak senang dicopot dari tamping,'' lanjutnya.