Ternyata Ini Biang Kelangkaan Gas Melon di Jabodetabek
jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri baru saja mengungkap penyebab kelangkaan elpiji kemasan tiga kilogram di wilayah Jabodetabek yang menimbulkan lonjakan harga bahan bakar yang lebih dikenal dengan sebutan gas melon itu. Ternyata, penyebabnya adalah praktik curang oleh sindikat gas melon di kawasan Tangerang, Banten.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pelaku beraksi dengan memasukkan isi gas tiga kilogram ke tabung ukuran 12 dan 40 kilogram. Isi tabung gas melon lebih murah karena disubsidi.
“Atas kecurangan itu, tabung gas tiga kilogram menjadi langka dan mahal,” kata Setyo, Jumat (12/1).
Kasus ini terungkap setelah adanya laporan masyarakat yang mengelihkan kelangkaan gas melon hingga harganya melambung selama sebulan belakangan. Bareskrim lantas menelusurinya termasuk dengan mencari info tentang pasokan gas melon dari Pertamina.
“Ternyata pasokan dari Pertamina lancar. Sehingga disimpulkan ada gangguan di rantai distribusi,” imbuh dia.
Penelusuran Bareskrim akhirnya mengarah pada sindikat yang memiliki sebuah pabrik untuk mengoplos gas di Kelurahan Nerogtog, Kecamatan Pinang, Tangerang. Di sana, polisi menemukan 25 truk berisi 4.200 tabung gas melon, 396 tabung gas 12 kilogram warna biru, serta 110 tabung gas 40 kilogram warna merah.
“Jadi, untuk gas yang diisi ke tabung gas 12 kilogram berasal dari empat tabung gas tiga kilogram. Kalau tabung gas 40 kilogram diisi 17 tabung tiga kilogram,” tutur dia.
Menurut Setyo, otak sindikat itu adalah Prenki yang juga pemilik lokasi dan peralatan serta mempunyai anak buah sebanyak 30 orang. Tugas anak buah Prenki ada yang mengangkat tabung gas, menyuntik, serta mendistribusikannya ke ke pembeli.