Obesitas Picu Gagal Jantung, Lebih Mematikan daripada Kanker
Menariknya, kata dokter Paskah, para pasien yang dirawat tersebut ternyata memiliki obesitas atau kegemukan. "Jadi ada keterkaitan antara obesitas dengan gagal jantung," sebutnya.
Hal yang paling memprihatinkan, tambah dokter Paskah, harapan hidup pasien penyakit gagal jantung ini sangat minim. Kasus kematian akibat gagal jantung lebih tinggi dibandingkan cancer.
Hanya jenis cancer tertentu seperti cancer paru-paru, indung telur atau ovarium, pankreas yang angka kematiannya lebih tinggi daripada gagal jantung.
"Cancer lainnya angka kematiannya lebih rendah dibandingkan gagal jantung terutama sudah stadium lanjut," ucapnya.
Dia menambahkan masalah utama yang dihadapi dunia kesehatan di Indonesia ialah belum memiliki terapi utama gagal jantung.
Obat-obatan sudah sangat banyak tetapi terapi utama gagal jantung lanjut sebenarnya adalah transplantasi jantung. Kini sedikit bergeser ke mesin pompa yang ditanamkan ke dalam jantung sebagai satu-satunya opsi menangani kasus gagal jantung lanjut.
"Namun sayangnya kita belum program tersebut di Indonesia," ujarnya.
Dia membandingkan dengan Singapura yang sudah melakukan transplantasi jantung sejak 1990-an. "Jadi sudah cukup lama kita ketinggalan. Itu sebabnya kami siapkan pelayanan baru yakni klinik gagal jantung untuk membantu para pasien jantung," tandasnya. (esy/jpnn)