Oh Lihatlah, Seberangi Sungai, Meniti Tali Demi Sesuap Nasi
jpnn.com, LIMA PULUH KOTA - Para petani di Jorong Lompek, Nagari Halaban, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat nyaris setiap hari mempertaruhkan nyawa. Mereka harus menyeberangi sungai dengan tali, demi sesuap nasi.
Arfidel Ilham, Padang Ekspres
Bunyi gemuruh air deras di sela-sela bebatuan berukuran besar membuat bulu kuduk bergidik. Lebih-lebih bila terhempas dari ketinggian, jelas nyawa jadi taruhannya.
Pemandangan inilah yang dihadapi petani di sudut paling Selatan Lima Puluh Kota itu. Mereka harus “membunuh” rasa takut, bila ingin dapur tetap mengepul.
Minimal dua kali sehari, petani Jorong Lompek berjalan di atas tali sling yang berukuran lebih kecil dari telapak kaki sebagai pijakan, sepanjang bentangan sungai sekitar 70 meter. Kedua ujung tali sling berdiameter satu inci itu, diikatkan pada batu besar dan kayu. Sebagai pegangan, terbuat dari rajutan kawat berukuran lebih kecil dari jari kelingking orang dewasa.
Bila tak hati-hati melintas, nyawa taruhannya. Bisa terhempas ke bantuan besar di dasar Batang Sinama dari ketinggian belasan meter. Bila air deras, risiko hanyut terbawa arus sungai jadi tantangannya.
Khairuzal Datuak Tunggang, 69, petani pemilik kebun karet di Bukikcubadak, Jorong Lompek, mengaku tak bisa berbuat banyak. Mau tak mau dia menyeberangi jembatan itu, menuju kebunnya.
“Mambao pupuak ka ladang, tapaso harus dijujuang manyubarang nak (Jika harus memupuk tanaman, terpaksa harus dipikul, nak),” ungkap Khairuzal ketika ditemui Padang Ekspres usai melintas di jembatan itu, Kamis (22/2) siang.