Oh, Pak Dahlan...
Oleh: Afni ZulkifliCara kerja seperti ini pula, yang membuatnya menjadi sasak dari sistem peradilan yang abu-abu.
‘’Saya sudah melarang Abah untuk menjadi pejabat Negara, tapi yo ngono. Dia selalu optimis, katanya Indonesia pasti bisa maju dan berubah. Dia selalu meyakini mimpinya,’’
Istrinya sering mengatakan itu pada kami. Hari ini ketakutan istrinya terbukti. Mimpi untuk Negara ini lebih baik, kembali memakan tumbal lagi.
Dahlan Iskan. Ia kemarin tersenyum, untuk kasus hukum yang entah-entah kapan. Tapi ini Negara hukum, maka ia pasti menghormati hukum yang selama ini selalu menjadi mata penanya.
Saya yakin, tidak akan ada satu sel pun di Negara ini, yang akan bisa menahan ‘tulisan-tulisan surganya’ untuk tetap dibaca.
**
‘’Pak, saya akan sekolah lagi, untuk kurun waktu sekitar 3-4 tahun. Saya pamit meninggalkan ruang redaksi’’.
Suatu pagi di sekitaran Monas, perkiraan Juni 2015. Ia dan istrinya selalu olahraga pagi di kawasan itu. Mereka sering jalan kaki menyusuri kota Jakarta, berdua.