OJK 'Endus' Gelagat Taper Tantrum The Fed yang Bisa Terulang, Sektor Keuangan Waspada!
jpnn.com, JAKARTA - OJK menyebut pelaku bisnis keuangan perlu mencermati perubahan sikap atau "stance" bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve terhadap pergerakan pasar ke depan.
Pasalnya, Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agus E Siregar menilai secara historis, sekitar dua tahun sebelum rencana kenaikan suku bunga, The Fed akan mulai pelan-pelan mengurangi secara bertahap pemulihan likuiditas dari pasar.
"Indonesia punya pelajaran yang bisa dijadikan acuan, di 2013 kami sudah pernah menghadapi taper tantrum, dan itu memberikan tekanan terhadap pasar keuangan di emerging market," ujar Agus dalam sebuah seminar daring di Jakarta, Selasa (6/7).
Menurut Agus, taper tantrum atau gejolak keuangan sebagai dampak dari pengurangan pembelian obligasi oleh bank sentral AS Federal Reserve pada 2013 menekan pasar keuangan di negara berkembang.
"Khususnya, yang memiliki ketidakseimbangan eksternal tinggi," beber Agus.
Saat ini, kata dia lagi, keseimbangan eksternal negara-negara berkembang membaik, termasuk The Fragile Five yaitu Turki, Brazil, Indonesia, Afrika Selatan, dan India.
Namun, kerentanan baru perlu diperhatikan, terutama apabila memiliki beban pembiayaan yang sudah cukup tinggi.
Dia menilai current account deficit (CAD)dibandingkan PDB Indonesia lebih baik dari 2013.