Olah Sampah, Adopsi Teknologi Eropa
Kamis, 20 Mei 2010 – 13:35 WIB
’’Seperti halnya di Shanghai, Hongkong, pengelolaan sampah juga berada di dalam tanah. Ini tidak akan mengganggu lingkungan. Hasilnya juga efektif,’’ ujar Kepala Dinas Kebersihan DKI Eko Bharuna.
Jika mengaca pada pengalaman Hongkong, pengelolaan sampah berada di dua lokasi. Dalam kota serta di pulau yang terpisah dari penduduk. Keduanya diolah dalam bungker. Sampah yang telah dikumpulkan dalam bungker dibakar dan diambil gasnya untuk listrik. Aktifitas warga di atasnya juga tidak terganggu.
Namun, untuk desain jenis ini, tipping fee yang harus dibayar sangat mahal hingga USD 40 per ton. Sementara, tipping fee yang mampu dibayar DKI hanya Rp 103 ribu per ton. Meskipun tidak mengadopsi secara persis, desain diarahkan seperti itu. Bagaimana bentuknya, nanti akan disesuaikan dengan teknologi yang digunakan. Yang pasti, seluruh proses pengolahan sampah itu aman bagi lingkungan.