Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Oman Ibadi

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 15 April 2019 – 05:15 WIB
 Oman Ibadi - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

jpnn.com - Telur burung itu. Ditelurkannya di Madinah. Menetasnya di Basra, Iraq. Setelah besar burungnya terbang ke Oman.

Itulah jawaban teman saya di Oman. Ketika saya berkata kepadanya: ajari saya apa itu Ibadi. Aliran keagamaan yang dominan di sana.

Istilah telur itu ia kutip dari cerita leluhur. Dari ayah. Dari kakek. Dari buyut. Dari canggah. Dari ubek-ubek suwer. Tentang mengapa penduduk Oman beda dengan negara Arab lainnya.

Oman tidak mau ikut aliran Wahabi. Seperti negara-negara Arab tetangganya.

Juga tidak mau Syiah. Seperti Iran di seberang selatnya. Bahkan tidak mau mazhab Syafii, Hambali, Maliki maupun Hanafi.

Oman itu negeri Ibadi.

Salatnya sama dengan Islam lainnya. Hanya takbiratul ikram-nya tidak pakai angkat tangan. Cukup mengatakan Allahu Akbar.

Tangan tidak perlu bersedekap. Cukup lurus ke bawah. Saat duduk terakhir pun tidak perlu menudingkan jari.

Oman tidak mau ikut aliran Wahabi. Seperti negara-negara Arab tetangganya. Juga tidak mau Syiah. Seperti Iran di seberang selatnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News