Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Oman Ibadi

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 15 April 2019 – 05:15 WIB
 Oman Ibadi - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Salamnya juga agak beda: saat kepala menoleh ke kanan yang diucapkan 'asalamualaikum'. Saat kepala menoleh ke kiri mengucapkan 'warahmatullah'.

Namun Ibadi ini tidak memusuhi aliran lain. Sangat moderat.

Ibadi memang mendominasi aliran di Oman, tetapi Syiah dibiarkan ada. Demikian juga Wahabi.

"Setidaknya ada delapan masjid Syiah di kota Muscat ini," ujar Said Ali Hamed Al Riyani yang mengantar saya ke gedung opera.

Hari itu saya memang ingin nonton opera. Kebetulan ada pentas lakon terkenal: Lakmé. Karya komponis klasik Léo Delibes. Yang lahir di Perancis tahun 1836. Hampir 200 tahun yang lalu.

Oman ternyata sudah punya gedung opera. Namanya: The Royal Opera House. Interiornya jati terbaik dari Myanmar. Marmernya Italia. Pianonya Jerman: yang raksasa itu. Dengan ribuan pipa suara itu.

Panggungnya: belum pernah saya lihat seperti itu. Pun di Inggris. Pun di Paris.

Saya juga  pernah nonton balet di opera house terbaik di Rusia. Juga tidak sebagus yang di Oman ini.

Oman tidak mau ikut aliran Wahabi. Seperti negara-negara Arab tetangganya. Juga tidak mau Syiah. Seperti Iran di seberang selatnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
  • Dahlan Iskan

    Lia Ahok

    Jumat, 17 Mei 2024 – 07:47 WIB
    Lia Ahok - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Lia Simple

    Kamis, 16 Mei 2024 – 07:07 WIB
    Lia Simple - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    Lia Camino

    Selasa, 14 Mei 2024 – 06:47 WIB
    Lia Camino - JPNN.com
  • Dahlan Iskan

    James Surip

    Senin, 13 Mei 2024 – 07:07 WIB
    James Surip - JPNN.com
X Close