Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ombudsman Minta Pemerintah Larang Pekerja Asal China Masuk ke Indonesia

Senin, 27 Januari 2020 – 06:00 WIB
Ombudsman Minta Pemerintah Larang Pekerja Asal China Masuk ke Indonesia - JPNN.COM
Komisioner Ombudsman Rapublik Indonesia (ORI) La Ode Ida. Foto: Dok. JPNN.com

Ia pun mencatat bahwa 70 persen penumpang pesawat yang masuk ke Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah melalui Bandar Udara Soekarno Hatta Cengkareng menuju Kendari adalah para buruh asal China.

"Setiap hari ada dua pesawat (Batik pukul 03.00 dan Lion pukul 06.00) dengan penumpang lebih dari 70 persen adalah para buruh asal China itu," katanya.

Sementara itu, menurut Ikatan Dokter Indonesia, sampai saat ini Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) belum merekomendasikan untuk pembatasan wisatawan atau perdagangan dengan China seperti yang diusulkan Ombudsman RI.

Kendati saat ini sedang terjadi kasus peradangan akut pada jaringan paru-paru manusia (pneumonia) yang bermula dari adanya laporan 27 kasus akibat wabah Koronavirus di Kota Wuhan, RRT.

Kasus itu terus berkembang cepat hingga mencapai lebih dari 830 kasus di seluruh dunia dan 25 orang meninggal dunia, termasuk di Thailand, Hong Kong, Macau, Jepang, Vietnam, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

"Namun, WHO belum merekomendasikan secara spesifik terkait restriksi (pembatasan) traveler (wisatawan) atau perdagangan dengan Tiongkok. Saat ini WHO masih terus melakukan pengamatan," kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI dr. Daeng M Faqih berdasarkan rilis yang diterima di Jakarta, Ahad.

Ia mengatakan bahwa Koronavirus yang menjangkiti RRT adalah virus Corona jenis baru yang dikenal sebagai Novel Coronavirus (2019-nCOV) yang belum terdapat vaksin untuk mencegahnya.

Sementara ini, IDI meminta agar warga jangan panik namun tetap waspada apabila mengalami gejala demam, batuk, disertai kesulitan bernapas.

Menurut La Ode, perlindungan terhadap nyawa warga negara Indonesia lebih diutamakan ketimbang investasi yang katanya banyak menyerap tenaga kerja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News