Omzet Bank Sampah Capai Rp 2,8 Miliar per Bulan, Rekrut Ratusan Ribu Pekerja
jpnn.com, JAKARTA - Jumlah sampah plastik yang mencemari ekosistem laut diprediksi meningkat hampir tiga kali lipat pada 2040 apabila tidak ada upaya pencegahan.
Kondisi ini pun terjadi di Indonesia dengan 12,87 juta ton sampah plastik selama 2023, di mana 408.885 ton di antaranya berakhir di lautan setiap tahun.
Untuk itu, pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mengangkat tema “Atasi Sampah Plastik Dengan Cara yang Produktif”.
"Pemerintah sangat serius mengatasi permasalahan sampah plastik," kata Direktur Pengurangan Sampah KLHK RI Vinda Damayanti Ansjar ketika meninjau Bank Sampah Binaan Unilever di Jakarta Pusat, Senin (4/3).
Saat ini Indonesia telah memiliki kebijakan mengatasi permasalahan sampah plastik. Salah satunya mewajibkan produsen menyusun langkah-langkah mengurangi sampah plastik yang berasal dari produk dan kemasan serta wadahnya melalui PermenLHK Nomor 75 Tahun 2019.
"Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meredesain produk, kemasan produk serta wadahnya," ungkapnya.
Selain itu, menerapkan Extended Producer Responsibility (EPR). Dengan EPR ini produsen mengambil kembali plastik pasca konsumsi untuk didaur ulang kembali menjadi produk kembali atau produk lain sehingga sistem ekonomi sirkular dapat berjalan.
"Untuk penerapan ekonomi sirkular, produsen dapat bekerja sama dengan Bank Sampah, TPS3R, industri daur ulang, sehingga dari pengelolaan sampah plastik ini dapat menghasilkan nilai ekonomi yang menjanjikan," lanjutnya.