Omzet Mencapai Rp 60 Juta Per Bulan, Wouw Banget!
Awalnya, pria yang biasa disapa Edi Jamur, ini mengikuti pelatihan. Selanjutnya, mencari informasi di internet dan teman-temannya.
"Waktu itu masih langka. Harganya mencapai Rp 18 ribu. Sedangkan di Jawa Rp 10 ribu. Di situ saya tertarik," ujar pria 41 tahun ini.
Awalnya, dia hanya budidaya dengan modal sekitar Rp 15 juta. Saat itu hanya 2.000-3.000 baglog. Setelah 6 bulan, pria kelahiran 15 Februari 1976 ini memulai untuk pembuatan bibit jamur tiram.
Usahanya terus berkembang. Kini, dia sudah memiliki tiga kumbung yang bisa memuat ribuan baglog.
Setiap hari, dia memanen 40-50 Kg jamur tiram. Dari pembuatan bibit dalam sebulan dia mampu menjual sekitar 15 sampai 20 ribu baglog.
Edi juga saat ini mengembangkan jamur kuning dan pink. Kini tahapannya baru mulai pengenalan. Kepada pelanggan yang membeli bibit dengannya diberi secara gratis.
Bibit dibeli dari berbagai daerah. Diantaranya, Tebo, Merangin dan Batanghari, hingga ke Sungai Lilin, Sumsel.
"Kalau baglog sebulan mencapai Rp 40 juta, kalau Jamur sekitar Rp 20 juta. Itu kotornya. Nanti gaji karyawan ada delapan orang juga dibayar dan biaya produksi juga," bebernya.