Optimalisasi Lahan Bertanam Jahe di Bagor
Hera memaparkan, benih harus berasal dari rimpang yang dipanen optimal, sehat dan bernas, serta tidak ada luka. Selanjutnya, agar pertumbuhan tanaman seragam perlu dilakukan penyemaian benih selama 2-4 minggu sehingga tumbuh tunas 0,5-1 cm.
"Bagor dipilih yang fleksibel dan dranaisenya baik serta untuk media tanam bersifat ringan dan porous, berupa pasir, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1: 3 serta pemberian dosis dan jadwal pupuk sesuai kebutuhan tanaman. Lakukan penyiraman tanaman dan pembubunan 3-4 dan pemberian pupuk hayati sampai tanaman dipanen,” jelasnya secara detail.
Kelebihan budidaya jahe di dalam bagor, lanjut Hera, dapat dilakukan di lahan terbatas, mudah untuk pemeliharaan dan pengendalian penyakit, dapat ditanam sepanjang waktu serta produksinya tinggi.
Ketua Kelompok Tani Hidup Baru Kapak, Mohammad Karudin menambahkan informasi bahwa di Dusun Wonosari, Desa Susukan, Kec. Susukan dengan budidaya jahe dalam bagor ini menghasilkan 2,5 - 3 kg jahe per bagor dengan biaya produksi Rp 7.750 per bagor.
Di tempat terpisah Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Ismail Wahab menyampaikan bahwa pada APBN 2019 Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat mengalokasikan kegiatan pengembangan jahe 70 hektare di Jawa Tengah. Kebijakan ini diarahkan ramah lingkungan, yaitu pemupukan menggunakan pupuk organik, tidak melakukan pengendalian hama dan penyakit dengan bahan kimia.
"Budidaya jahe dalam Bagor diharapkan menjadi salah satu alternatif teknologi budidaya sebagai upaya memenuhi kebutuhan jahe yang terus meningkat dan tersedia setiap saat,” tandasnya.(jpnn)