Optimalkan Produksi Migas Nasional, Pemerintah Siapkan Aturan Kurangi Emisi Karbon
Djoko Siswanto, Sekretaris Jendral Dewan Energi Nasional (DEN), menjelaskan, ke depan masa depan migas justru cerah dengan penerapan teknologi CCS/CCUS.
Pasalnya, emisi yang biasa dihasilkan dari operasional migas nantinya dapat memberikan keuntungan baru baagi pelaku usaha baik dari sisi finansial maupun produksi.
Industri hulu migas saat ini tidak bisa dilepaskan dari isu lingkungan. Untuk itu berbagai upaya untuk menurunkan emisi dari kegiatan operasi hulu migas terus dilakukan. Salah satunya penerapan teknologi.
Hal itu juga yang menjadi salah satu pembahasan utama dalam 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022), yang baru saja digelar di Bali 23-25 November 2022 lalu.
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), di IOG 2022 menuturkan, industri hulu migas harus mulai membuat perubahan yang berorientasi terhadap perubahan dalam kegiatan aktivitas bisnisnya atau Climate Change Adapter Operations (CCAO).
"Misalnya, melalui manajemen energi atau CCS/CCUS," ungkap Luhut.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan para stakeholder yang terlibat dalam IOG 2022 menyepakati migas masih memainkan peranan penting dalam memenuhi ketahanan energi selama masa transisi energi guna menuju Net Zero Emissions (NZE).
Untuk itu diperlukan perbaikan dari segala lini, utamanya dari sisi regulasi guna memperbaiki iklim investasi.