Orang-Orang 'Penting' di Ekspedisi Dewaruci Keliling Dunia (3-Habis)
Juru Selamat dari Badai dan Ranjau LautSabtu, 06 Oktober 2012 – 00:06 WIB
Jalur pelayaran internasional itu lazim ditempuh kapal-kapal berbadan besar, berbobot ribuan bahkan puluhan ribu ton. Tapi, Dewaruci yang beratnya tak sampai seribu ton (874 ton) ternyata sanggup mengarunginya dengan selamat. Berkecepatan jelajah tidak lebih dari 11 knot per mil (17,402 km per jam; 1 mil setara 1,582 km), saat diterpa ombak besar, kapal terasa seperti sabut kelapa yang terombang-ambing gelombang.
Meski sudah dilengkapi teknologi radar dan pendeteksi posisi (global positioning system), di tengah laut, peranti itu tak bisa menjadi acuan. Yang lebih utama justru insting juru navigasi dalam membuat jalur pelayaran di atas peta yang akan dilalui kapal. Sebab, jalur tersebut dibuat juga berdasar kondisi terbaru di lapangan.
Mulus tidaknya kapal melaju melewati gelombang besar, salah satunya, berdasar insting juru plotter. Misalnya, yang dijalankan Kepala Bagian Navigasi Serma Loka Gumilang, bintara navigasi tertinggi di Dewaruci.