Orangtua Mahasiswa Hilang Di Pakistan Masih Putus Kontak
jpnn.com - JAKARTA---Orang tua mahasiswa Indonesia yang hilang kontak di Pakistan masih cemas. Mereka belum mendapat pemberitahuan resmi dari pemerintah terkait posisi anaknya. “Saya sejak 22 Agustus masih belum bisa berkomunikasi,” ujar ustad Soleh Ibrahim, ketua Jamaah Ansharut Tauhid Solo pada Jawa Pos semalam (2/11).
Soleh adalah ayah dari salah satu mahasiswa Muhammad Fakhri Ihsani yang ikut hilang kontak. “Dari KBRI belum ada pemberitahuan, Saya Cuma membaca di internet katanya ada info kalau mereka ke Turki,” katanya.
Namun, hingga tadi malam, Soleh belum bisa berkomunikasi. “Ya, itu hanya dari media saja kalau di Turki, tapi kenyataannya saya belum bisa tahu kepastian anak saya dimana,” ujar Soleh yang juga pengasuh Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah itu.
Fakhri dan tiga temannya adalah alumni Ponpes Al Mukmin, Ngruki yang didirikan oleh ustad Abu Bakar Baasyir itu. “Mereka satu pondok, lalu setelah lulus mendaftar ke Pakistan dan diterima,” kata Soleh.
Keempat indentitas mahasiswa tersebut adalah Dawin Nuha Abdullah pemegang paspor nomor W 795642, Muhammad Fakhri Ihsani pemegang paspor nomor V 790133, Rusydan Abdul Hadi pemegang paspor nomor V 790132 asal Sukoharjo Jawa Tengah dan Arisdiantoro pemegang pasport nomer V 790134 asal Magetan,Jawa Timur.
Empat orang tersebut adalah mahasiswa aktif di International Islamic University Islamabad (IIUI) Pakistan, terdaftar sejak Fall Semester 2011.
Menurut Soleh, saat ini dirinya berharap pada koneksinya yang ada di Pakistan. “Kita punya teman yang dulu membantu saat mereka mendaftar ke Pakistan. Sementara ini masih menunggu kabar sambil mendoakan,” ujarnya.
Sebelumnya, melalui pernyataan resminya 30 Oktober 2013 KBRI Islamabad Pakistan menyatakan empat mahasiswa itu sudah meninggalkan Pakistan menuju Turki. Namun, belum ada keterangan posisi pasti mahasiswa Indonesia itu di Turki. (rdl)