Pakailah Gagasan Bung Karno dalam Indoktrinasi Bela Negara!
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komite Persiapan Liga Pemuda Indonesia (KP LPI), Lalu Hilman Afriandi mengatakan, seruan bela negara masih sangat relevan hingga hari ini. Sebab, selama kekuasaan imperialisme masih ada, selama itulah ancaman datangnya perang akan selalu ada.
"Masih bercokolnya kekuasaan imperialisme di Indonesia, dapat dilihat dari ciri-ciri bahwa hingga hari ini, Indonesia dijadikan sumber bahan baku, sumber tenaga kerja murah, pasar bagi produk industri negara kapitalis dan tempat penanaman modal monopoli," kata pemuda berusia 31 tahun itu kepada JPNN.com, Rabu (14/10).
Dia menjelaskan, Indonesia adalah salah satu negeri yang besar, baik dilihat dari sudut luas negeri, pun dilihat dari besarnya jumlah penduduk. Sebagai negeri yang kaya, negeri kepulauan yang menghubungkan dua benua, serta dilingkungi oleh tiga lautan besar, maka ada hal-hal yang menguntungkan dan yang merugikan Indonesia.
"Indonesia diuntungkan oleh kedudukan geografisnya karena tidak mungkin terisolasi dari dunia ramai. Indonesia mempunyai syarat-syarat untuk sepanjang masa menjadi negeri yang ramai dikunjungi orang. Indonesia mempunyai syarat-syarat yang tidak terbatas untuk mempunyai perhubungan laut yang luas di dalam dan luar negeri," paparnya.
Nah, jika Indonesia bukan negeri yang kuat, lanjutnya, sangat sulit mencegah desakan-desakan dari kaum penyerang yang sangat berkepentingan menguasai Indonesia yang kaya raya. Pantai-pantai Indonesia yang sangat panjang juga sukar dijaga dari serbuan militer asing dan kaum penyelundup.
Berangkat dari basis materi tersebut, mantan Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) ini berpendapat program bela negara harus dihubungkan dengan kepentingan nasional Indonesia.
"Untuk menjaga itu, maka setiap warga negara berkewajiban membela negara dari ancaman agresi yang dilakukan oleh negara luar yang berwatak imperialis. Entah itu agresi militer, ekonomi, politik dan agresi kebudayaan."
Indokrinasi Revolusioner