Pakar Nilai Ganjar-Airlangga Diterima Pemilih Muslim
Menurut dia, belum ada riset kredibel yang menunjukkan resistensi atau penolakan dari pemilih Islam terhadap kedua sosok tersebut.
“Menurut saya tidak ada kendala. Belum ada data riset juga yang sangat kredibel, yang menunjukkan ada pemilih dari kalangan Islam yang resistensinya tinggi atau mereka berdua mendapat resistensi tinggi dari kalangan pemilih muslim,” ujarnya.
Dia juga menilai tidak ada bentuk-bentuk kebijakan yang telah dilakukan keduanya selama berkarier di politik yang bisa menunjukkan kebijakan yang merugikan umat Islam.
Meski demikian, pencalonan pasangan Ganjar-Airlangga akan menghadapi masalah ketika muncul isu dalam kampanye yang mengarah pada polaritas berbasis agama. Pemilih muslim menginginkan capres-cawapres yang lebih Islami, tidak sekadar Islam.
"Artinya peluang Ganjar maupun Airlangga untuk diterima di kalangan muslim masih sangat besar. Kecuali nanti dalam masa kampanye misalnya muncul isu-isu yang mengarah kepada polarisasi karena tuntutan figur capres-cawapres yang makin Islami. Ini balik lagi ke siapa yang menjadi kompetitor,” pungkas Nyarwi.
PDIP-KIB
Sementara itu, Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana mengatakan langkah gubernur Jawa Tengah yang menyatakan siap untuk maju pada Pilpres 2024 membawa peluang koalisi antara PDIP dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
“Kondisinya memang PDIP, pandangan saya dalam beberapa hal menunjukkan dia tidak ingin maju sendiri sebagai capres, meski PDIP punya hak dan kesempatan. Perspektif, yang ingin dibangun PDIP bagaimana merangkul teman-teman partai lain,” kata Aditya, Kamis (20/10).