PalmCo Dukung Food Security Melalui Pemenuhan Pasokan Minyak Goreng Dalam Negeri
Selain itu, jika sebelumnya perusahaan bekerja sendiri-sendiri, saat ini sudah terkonsolidasi.
Termasuk pembentukan PalmCo yang mengkosolidasikan beberapa perusahaan perkebunan sawit di bawah holding PTPN III menjadi satu entitas usaha yang diharapkan lebih besar dan kuat.
Ke depan, lanjutnya, PalmCo akan diarahkan sebagai agent of development untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dari sisi produksi, PalmCo masih dibutuhkan untuk mendampingi petani rakyat yang menguasai lebih dari 40 persen lahan sawit nasional atau lebih dari 6 juta hektare.
Lebih jauh, Telisa mengatakan rencana pendirian PalmCo juga untuk mengimbangi peran swasta di dalam supply chain CPO. Dia mencontohkan Menteri BUMN Erick Thohir tengah mencoba membangun terobosan dengan Menteri Koperasi dan UMKM di Sumatera Utara.
PTPN cukup dominan di wilayah ini dengan adanya minyak dengan merek Nusakita yang lebih murah dibandingkan swasta. Kementerian BUMN akan mendorong Palm Co untuk membuat produk turunan CPO yang punya nilai tambah.
Mengenai tantangan yang perlu diwaspadai karena dapat melemahkan PalmCo nantinya dalam mendukung food security nasional dari minyak goreng, Telisa mengatakan jika perusahaan tidak dikelola secara profesional dan ada praktik korupsi dari oknum pengelola.
Tantangan berikutnya, ujarnya, soal pencapaian economic of scale atau skala ekonomi. Bagaimana nanti PalmCo dapat bersaing dengan Perusahaan minyak goreng swasta yang sudah impas secara modal dan lebih efisien?
Tantangan lain adalah persiangan dengan swasta dalam mendapatkan TB, kebutuhan dana replanting yang besar, serta akan adanya perubahan politik dan kepemimpinan di tahun 2024.
“Meskipun para calon pemimpin menyampaikan akan meneruskan hal yang baik yang sudah dibuat oleh pemimpin saat ini, namun apakah akan sama persis sesuai rencana awal? Masih ada resiko berbeda secara implmentasi, meskipun sama secara prinsip,” ujarnya.
Untuk mengendalikan tantangan itu, Telisa mengatakan proses kondolidasi diharapkan segera rampung dan proses initial public offering (IPO) sub-holding di sektor perkebunan sawit itu bisa berjalan sesuai jadwal.
“PalmCo ditargetkan bisa IPO pada 2023, tetapi mundur ke awal 2024. Persiapan IPO harus terus dipercepat sebelum terjadi transisi kepemimpinan. Peraturan Pemerintah tentang Palm Co juga perlu segera dirampungkan paling lambat akhir tahun 2023,” kata dia. (cuy/jpnn)