Pangan Lokal dengan Uji Kinesiologi Tarik Minat Wisatawan
"Setelah mengenal manfaat pangan lokal ini diharapkan masyarakat lebih mencintai pangan nusantara, menghargai produk petani sendiri. Bahkan wisatawan mancanegara pun menjadi tertarik pada pangan Indonesia, karena mereka butuh sehat dan stamina kuat,” sambungnya.
Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengatakan, program konsumsi pangan lokal dan cintai produk petani ini dipastikan lebih banyak menjangkau banyak kalangan. Sehingga, konsumsi pangan impor semakin berkurang dan produksi pangan lokal semakin bergairah.
“Minat wisatawan mengonsumsi pangan lokal akan menggairahkan petani kita memproduksi lebih banyak dan lebih bagus lagi,” ujarnya.
Kasubdit Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, I Wayan Pagel Sujana mengatakan Bangli memiliki pangan lokal melimpah, yakni mulai dari kopi, jeruk, beras dan lainnya. Bangli juga menjadi daerah tujuan wisatawan Asing. “Apabila dikelola dengan baik, produk dan pasarnya ini akan mensejahterakan masyarakat sekitar,” ucapnya.
Sementara itu Komang Sukarsana, petani kopi Kintamani yang aktif memasarkan kopi lokal untuk coffee shop, cafe, restoran, dan hotel di wilayah Bali hingga Jakarta mengatakan, program ini potensi produk lokal yang luar biasa. “Pangan lokal untuk stamina tubuh pasti diminati konsumen, banyak sekali manfaatnya,” jelasnya.
Perlu diketahui, kegiatan yang sama dilanjutkan pada Sabtu pagi (6/10) di Pura Ulundanu, Kintamani, Kabupaten Bangli. Sabtu siang di Pura Besakih dan minggu pagi (7/10) di Pura Lempuyang Kabupaten Bangli. Peserta terapi pangan lokal untuk stamina tubuh diuji dengan kinesiologi baik di Bangli maupun Karangasem meliputi para pengelola pariwisata, tour guide, pelaku usaha pangan lokal, petani, tokoh adat dan pejabat Pemda setempat.(jpnn)