Pangkalan Udara Adisutjipto, Kawah Candradimuka Penerbang TNI-AU
Gagal Sejam Pelajaran, Langsung OutMinggu, 10 Juli 2011 – 08:08 WIB
Sistem pendidikan penerbang sangat ketat. Siswa dievaluasi per jam pelajaran. "Satu jam pelajaran saja mereka tidak lulus, get out," tegas Khairil. Memang, ada satu dua siswa yang masih ditoleransi mengulang karena prestasinya dinilai masih bisa diperbaiki. "Ada sidang dewan akademi yang akan mengukur apakah seorang calon penerbang layak mengulang jam pelajaran atau tidak. Termasuk dari mental psikologisnya," kata penerbang dengan pangkat tiga melati di pundak itu.
Jawa Pos lantas diajak berkeliling melihat fasilitas pendidikan di lanud yang didirikan sejak 1942 tersebut bersama Komandan Skuadron Pendidikan (Skadik) 104 Mayor (Pnb) Indan Gilang Boldansyah. "Untuk calon penerbang PSDP, minimal 3.000 jam pelajaran dulu sebelum terbang. Untuk lulusan AAU, 1.500 jam," ujar Indan.
Nanti, mereka diberi kesempatan 11 sorti penerbangan sampai bisa terbang mandiri (terbang solo) dengan pesawat latih Bravo atau Charlie. Mereka juga mempunyai tradisi terbang malam yang harus ditempuh dengan sukses. "Tidak ada penambahan sorti. Artinya, khusus untuk jam terbang praktik, siswa harus lolos atau gagal," tegas Indan yang asli Cimahi, Jawa Barat, tersebut.