Pangkalan Udara Adisutjipto, Kawah Candradimuka Penerbang TNI-AU
Gagal Sejam Pelajaran, Langsung OutMinggu, 10 Juli 2011 – 08:08 WIB
Ada pula alat bernama Flight Training Device. Itu merupakan alat terbaru yang dimiliki Skadik 104 yang dioperasikan sejak 2005. Dengan alat yang ditaksir seharga sekitar Rp 400 juta per buah tersebut, calon pilot bisa merasakan suasana langsung seperti di dalam pesawat secara real time. Ada layar di depan kokpit yang persis seperti kondisi di udara. Termasuk, peta suasana daratan yang sama persis dengan yang dilihat dari langit. "Coba Anda terbang memutari Jogja, variasikan ketinggian dan kecepatan pesawat," katanya sembari mempersilakan Jawa Pos.
Perwira muda kelahiran 1973 tersebut menjelaskan, di antara 100"120 lulusan AAU, yang bisa menjadi penerbang hanya 27"33 orang. "Berarti, sekitar 25 persen," ungkapnya. Yang lain akan dibagi dalam cabang-cabang TNI-AU lainnya. Misalnya, pasukan khas (paskhas), polisi militer (PM), teknik (tek), elektronika (lek), dan navigator (nav).
PSDP ditempuh selama 30 bulan, sedangkan sekolah penerbang perwira remaja (alumnus AAU) ditempuh selama 14 bulan. Setelah lulus pendidikan, mereka bisa memakai identitas seorang penerbang di belakang pangkat yang disingkat Pnb.