Para Pakar Soroti Tingginya Target Ekonomi Prabowo-Gibran
Peserta diskusi grup ini yakni Gurnadi Ridwan (FITRA), Fakhrul (Trimegah Securitas), M. Rizal Taufikurahman (INDEF), Martha Jesica S. M. (IESR), dan Adi Ahdiyat (Databook).
Salah satu kesimpulan dari kelompok ini adalah peningkatan rasio utang ke level 50 persen dari PDB diperlukan. Apalagi UU Keuangan Negara memungkinkan rasio utang hingga 60 persen dari PDB. Namun kenaikan ini harus disertai dengan beberapa syarat dan catatan.
“Penggunaan utang itu disalurkan ke proyek yang memberikan nilai tambah, yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, supaya sektor bergerak. Kalau sektor bergerak, tercipta lapangan kerja, masyarakat punya daya beli, maka akhirnya ekonomi mampu berputar,” jelas Suli.
Di kelompok dua, Trubus Rahardiansyah (pengamat kebijakan publik sekaligus dosen di Universitas Trisakti) menjadi moderator untuk tema Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Mendekati 0% dan Kemiskinan Relatif di Bawah 6%. Pesertanya adalah Iqbal Hafizon (CISDI), Bona Tua (INFID), I Made Krisna Yudhana Wisnu Gupta (CIPS), Adi Khisbul Wathon (PATTIRO), dan Hasran (CIPS).
Tema ini menyoroti banyak hal yang punya kaitan erat dengan kemiskinan, mulai dari tata kelola data yang lebih baik, akses terhadap kesehatan, hingga banyaknya pekerja informal yang tidak terlindungi oleh berbagai jaring pengaman sosial seperti BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja. Selain harus menurunkan kemiskinan, pemerintah juga perlu menjaga agar aspiring middle class tidak turun.
Selain itu, kemiskinan ekstrem yang perlu dituntaskan untuk mencapai target pertumbuhan memerlukan analisis lebih dari langkah-langkah yang sudah diambil. Program Makan Bergizi Gratis (MBG), misalnya, perumus menyoroti hasil lanjutan dari pilot project yang telah dilakukan.
“Soal fiskal, perlu dipikirkan operational cost yang menekan dari total bahan sosial yang benar-benar masyarakat versus yang digunakan oleh siapapun pihak yang menyalurkan. Perlu juga dipertimbangkan sumber dana lain yang dimanfaatkan dan peningkatan tax ratio yang tentu saja akan memengaruhi,” ujar Krisna Gupta. (cuy/jpnn)