Para Pemimpin G20 Menyerukan Aksi Penghentian Konflik Palestina
jpnn.com, JAKARTA - Penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di New Delhi, India, pada September 2023 lalu dan telah menghasilkan New Delhi G20 Leaders’ Declaration.
Pada sesi penutupan tersebut, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi juga meminta para pemimpin G20 untuk kembali berkumpul secara virtual menjelang akhir masa Presidensi G20 India guna menindaklanjuti panduan yang diberikan oleh para anggota G20 serta memberikan dorongan untuk mengimplementasikan hasil KTT tersebut.
Namun, sebagai forum pertemuan ekonomi dan keuangan kelompok negara 20 ekonomi terbesar di dunia, pembahasan isu lebih banyak diwarnai komentar persoalan konflik yang terjadi di Ukraina dan Gaza dibanding isu ekonomi.
Dalam KTT virtual ini, para pemimpin negara G20 sepakat menyerukan aksi segera untuk menghentikan konflik di Palestina dan mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi penduduk di Jalur Gaza.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual mewakili Presiden Joko Widodo dalam kesempatan juga menyerukan dukungan bagi Palestina di tengah situasi yang terjadi saat ini dan menegaskan pentingnya para pemimpin G20 untuk segera mengambil tindakan kolektif guna menghentikan konflik di timur Tengah.
Secara spesifik, Menko Airlangga menyerukan solusi two-state di Palestina. Solusi ini didukung oleh 6 pemimpin negara G20 lainnya.
“Dengan tegas saya ingin bertanya, di mana suara kita atas kekejaman yang terjadi di tanah Palestina? Sebagai pemimpin G20, apa yang sudah kita lakukan secara kolektif untuk membuat situasi menjadi lebih baik, bagi rakyat Palestina dan wilayah Gaza,” tegas Menko Airlangga dalam intervensinya.
Selain itu, G20 juga membahas isu tentang perubahan iklim, transisi energi, reformasi MDBs, dampak teknologi informasi, dan implementasi Digital Public Infrastructure menjadi fokus penyampaian intervensi para pemimpin negara G20 yang hadir.