Parigi Moutong
Arendt kaget melihat ketenangan Eichmann selama sidang. Ia jauh dari kesan brutal dan jahat. Sebaliknya, ia terlihat sebagai pria yang penuh dengan martabat dan tipe ayah idaman keluarga.
Ia berjalan dengan penuh martabat ketika digiring menuju tiang gantungan yang jaraknya 50 meter dari ruang tahanannya.
Bahkan di bawah tiang gantungan pun Eichmann masih tetap bersikukuh dengan pendapatnya bahwa dia tidak bersalah. Dia melakukan kejahatan itu atas nama darma kepada negara dan hanya akan mempertanggungjawabkannya kepada negara.
Eichmann ditangkap di pinggiran Kota Buenos Aires, Argentina, pada 11 Mei 1960 malam, diterbangkan ke Israel sembilan hari kemudian, diadili di Pengadilan Distrik di Jerusalem pada 11 April 1961.
Eichmann didakwa melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, membunuh orang-orang Yahudi, dan kejahatan perang selama rezim Nazi pada periode Perang Dunia II.
Enam psikiater yang dihadirkan memastikan Eichmaan normal. Arendt menjelaskan keseluruhan pandangan psikologis, sikap Eichmann terhadap istrinya, anak-anaknya, ayahnya, ibunya, saudara-saudaranya, dan teman-temannya. Tidak ada di antara mereka yang menggambarkannya sebagai pria kejam kelas super-psikopat. Di mata kolega Eichmann adalah laki-laki ideal.
Dari pengadilan itu terungkap bahwa Eichmann melakukan semua kejahatannya tanpa rasa bersalah sedikit pun. Arendt yang keturunan Yahudi bergidik mendengar semua pengakuan Eichmann, yang menganggap bahwa semua kejahatan yang dilakukan adalah hal yang biasa saja.
Tak ada rasa menyesal sedikit pun, tak ada rasa bersalah sedikit pun. Kejahatan terhadap kemanusiaan yang dia lakukan dia yakini sebagai tindakan negara, bukan tindakan diri pribadinya sendiri. Dia yakin hanya menjalankan tugas negara yang dilindungi oleh undang-undang.