Pasang Target Tahun 2017 Capai Swasembada Garam
Bangun Lahan 5 Ribu Hektare di NTTjpnn.com - SURABAYA – PT Garam (Persero) optimistis pada 2017 Indonesia sudah bisa swasembada garam industri. Komitmen pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan semakin mempermudah perseroan untuk menghentikan impor garam industri.
Dirut PT Garam Usman Perdanakusuma menyatakan, saat ini Kementerian BUMN, Perindustrian, Agraria, Perdagangan, dan KKP menyelesaikan road map swasembada garam industri. Jika berjalan lancar, awal tahun depan penggarapan lahan baru seluas 5 ribu hektare untuk garam industri di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur, mulai dikerjakan.
’’Kapasitas produksinya per musim (selama 9 bulan) sebanyak 600 ribu ton. Lahan itu baru berproduksi di akhir 2016. Sebab, tahun depan pembangunan infrastruktur, gudang, dan pelabuhan khusus dengan investasi Rp 1 triliun baru berjalan,’’ kata Usman kepada Jawa Pos, Selasa (16/12).
Menurut dia, saat ini total kebutuhan garam industri tanah air yang mencapai hampir 1,8 juta ton diimpor dari Australia, Tiongkok, Eropa, dan negara lainnya. Berproduksinya Teluk Kupang akan menekan impor hingga 40 persen. Tahap kedua, lanjut Usman, pihaknya akan membidik Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang mempunyai potensi sama sehingga target 2017 dapat tercapai.
Sesuai dengan data Kementerian Perindustrian, kata dia, banyak lahan di Indonesia yang berpotensi dijadikan ladang garam dengan kadar NaCldi atas 97 persen dan panas yang panjang sesuai untuk lahan garam industri. Usman menjelaskan, setelah mendapat izin dari Kementerian Agraria untuk mengelola lahan, pada tahap awal perseroan akan disupervisi teknis oleh Kementerian Perindustrian.
’’Kini saatnya kita harus berdaulat di bidang pangan. Kami juga akan berupaya agar biaya produksi kecil sehingga harga jual mampu bersaing dengan produk impor,’’ katanya.
Swasembada garam industri akan menambah devisa sekitar Rp 1,5 triliun per tahun. Meski sekarang fokus memenuhi konsumsi dalam negeri, menurut Usman, sebelum 2020 Indonesia tidak tertutup kemungkinan sudah mampu ekspor garam industri.
Selama menunggu swasembada, PT Garam diharapkan bisa menjadi pengendali impor garam industri. Sebab, tren kebutuhan yang terus meningkat semakin memperbesar celah importer ilegal. Usman menyebutkan, dari total impor, sekitar 20–30 persennya ilegal.