Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pasien Rabies di Solsel Terpaksa Dirujuk ke Singapura

Selasa, 23 Januari 2018 – 19:40 WIB
Pasien Rabies di Solsel Terpaksa Dirujuk ke Singapura - JPNN.COM
Anjing peliharaan. Foto: Pixabay

jpnn.com, PADANG - Seorang bocah laki-laki, 9, berinisial SP dari Solok Selatan harus dirujuk ke Singapura untuk mendapatkan pengobatan serum antirabies karena tidak tersedianya serum antirabies di Indonesia.

Selain pasien, 5 orang terdiri dari keluarga dan petugas kesehatan diberangkatkan hari ini ke Singapura untuk pengobatan pasien.

“Pasien yang digigit anjing tersebut berasal dari Jorong Lekok, Kenagarian Lubukgadang, Kabupaten Solok Selatan. Ketika memisahkan anjing peliharaan orangtuanya dengan anjing kecil, si pasien digigit dan dicakar pada wajah.

"Dia pun diduga terinfeksi rabies dan dilarikan ke puskesmas setempat,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Merry Yuliesday saat Rapat Koordinasi Pembangunan Gubernur dengan Bupati/Wali Kota se-Sumbar, di Audiotorium Gubernuran, kemarin.

Merry menyebutkan, pasien yang digigit atau dicakar hewan rabies termasuk anjing pada bagian bahu ke atas harus segera diberi serum agar tidak berakibat parah. Sementara vaksin dapat diperoleh di puskesmas secara gratis sebagai penanganan awal.

“Pasien perlu segera mendapatkan serum antirabies agar tidak terinfeksi virus rabies,” sebut Merry.

Merry mengatakan, pasca-sembilan hari digigit, pasien sudah dibawa berobat ke Singapura dan akan mendapatkan pengobatan. “Jadi kita menunggu kabarnya, besok. Semoga saja tidak parah. Biaya dikeluarkan utk memberangkatkan ke 5 orang tersebut  sekitar Rp 150 juta,” ungkap Mery.

Mery mengatakan, perlu dilakukan eleminasi atau pemusnahan anjing liar dengan diberi ”godok” atau ditembak mati. Untuk mencegah bertambahnya pasien rabies, petugas puskesmas setempat dapat mengirimkan surat rekomendasi pemeriksaan atau permintaan kepada Dinas Peternakan.

Seorang bocah laki-laki, 9, berinisial SP dari Solok Selatan terpaksa dirujuk ke Singapura karena tidak tersedianya serum antirabies di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News