Pasokan Bawang Merah untuk Natal dan Tahun Baru Terjamin
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Pangan Kabupaten Demak, Heru Puryanta menambahkan sentra utama bawang merah tersebar di 5 kecamatan yaitu Wijen, Karanganyar, Dempet, Gajah, Wedung dan Demak. Sentra terbesar yaitu Kecamatan Kecamatan Mijen dengan luas tanam Oktober sampai Nopember 1.195 Ha dan Kecamatan Karanganyar luas tanam oktober - november mencapai 607 ha.
“Sehingga potensi luas panen desember mencapai 1.316 ha dan bulan januari 757 ha. Ketersediaan untuk wilayah demak aman dan siap mensuplai wilayah Jabodetabek,” katanya.
Kepala Sub Direktorat Bawang Merah, Sayuran dan Umbi-Umbian, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Kementan mengatakan total produksi bawang merah di Kabupaten Demak 2017 mencapai 59.905 ton. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 adalah 1,14 juta orang dan tingkat kebutuhan bawang merah mencapai 2,80 kg/kapita/tahun.
“Sementara kebutuhan bawang merah di Kabupaten Demak 3.162 ton per tahun. Jadi terdapat surplus sebanyak 54.946 ton,” bebernya.
Dengan begitu, pria yang biasa disapa Agung ini menilai kebutuhan yang ada di Demak sudah terpenuhi, bahkan surplus yang ada bisa mensuplay wilayah Jabodetabek dan pasar lokal. Dalam rangka mendukung demak sebagai sentra bawang merah nasional, alokasi APBN tahun 2018-2019 sebesar 140 hektar.
“Kami berharap demak akan konsiten dalam pengembangan kawasan bawang merah sekaligus menjadi penyangga nasional,” tuturnya.
Susiono, Ketua Kelompok Tani Jaya Desa Pasir Kecamatan Wijen, Kabupaten Demak mengatakan saat ini kelompok tani binaannya menanam sekitar 700 ha. Dalam satu kecamatan pertanaman bawang merah bisa bisa mencapai 1.400 ha pada bulan November.
“Tutup tanam di desa kami sampai bulan Nopember. Harga saat ini Rp 16.000 sampai Rp 17.000 per kg untuk jenis yang super di tingkat petani. Panen raya akhir Desember sampai Januari awal. Kami bisa tanam 3 kali setahun, dengan produktivitas rata rata 9 sampai 10 ton per hektar,” ucapnya.